Minggu, 19 Februari 2012

Penjual Jagung Rebus

Gambar di samping mungkin sudah tidak asing lagi buat kalian, dia adalah seorang Penjual jangung rebus. 
Sehari-harinya dia berjualan jagung rebus yang biasanya mangkal di sekitar alun-alun Kudus. Mereka para penjual jagung rebus biasanya berjualan pada sore hingga malam hari dengan grobak roda tiga yang dinaikinya dan membawa jagung-jagung yang akan dijual.
sering kali sebelum mereka sampai ditempat yang biasanya mereka tempati untuk berjualan atau dalam perjalanan ada pula orang yang sudah membeli jagung-jagungnya, kemudian mereka mengayuh kembali grobaknya untuk ketempat yang biasanya mereka pakai untuk jualan. Penghasilannya pun tidak seberapa, namun mereka tetap mensyukuri rezeki yang diterimanya. Dengan berjualan jagung rebus mereka pun bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk keluarganya, bahkan untuk menyekolahkan anak-anaknya.
kita harus belajar dari mereka, meskipun mereka hanya berjualan jagung rebus yang tidak seberapa hasilnya, namun mereka tetap bersemangat untuk bekerja demi menghidupi keluarganya, karena rezeki sudah diatur Allah, namun kita juga harus tetap berusaha dan jangan bermalas-malasan.
Kita hargai perjuangan mereka.....

Lokasi gambar: jl.jend.Sudirman

Baca Selengkapnya......

Selasa, 14 Februari 2012

Perjuangan Demi Sesuap Nasi

Ini adalah Potret  masyarakat jalanan demi mendapatkan sesuap nasi. Di zaman yang semakin maju dan modern ini masih kita jumpai orang yang harus mengemis pada pengguna jalan yang melintas demi untuk makan sehari-hari. Apakah ini yang dikatakan zaman semakin maju?? kenapa masih ada yang hanya ingin makan tetapi harus melakukan hal yang seperti itu.

Dengan kekurangan yang dimilikinya, baik itu kekurangan jasmani maupun rohani, namun mereka tetap menjalaninya, karena jika tidak mereka tidak bisa makan. Mereka hanya bermodal pakaian yang dibawanya dan biasanya kita jumpai di perempatan-perempatan yang berlampu merah. Itu tempat mereka mencari uang sehari-harinya. Jika mereka lelah mereka beristirahat di trotoar-trotoar pinggir jalan. Dan kembali mencari uang untuk mendapatkan sesuap nasi.
Namum banyak kita jumpai yakni anak-anaklah yang melakukannya, yang seharusnya mereka bersekolah untuk belajar tetapi mereka malah sudah harus bekerja dijalanan untuk membeli makan. Jalan raya bukan lah tempat yang aman bagi mereka anak-anak karena berbahaya yang bisa membahayakan keselamatan anak itu sendiri.
Malam harinya mereka beristirahat dan mungkin sampai tidur di emperan-emperan toko tanpa alas, dalam cuaca hujan pun mereka harus tidur diluar tanpa selimut dengan dinginnya cuaca mereka hanya bisa pasrah.
betapa kurangnya perhatian pemerintah dalam hal tersebut.

Lokasi pengambilan gambar : Alun-alun simpang tujuh

Baca Selengkapnya......

Perjuangan Sang Pengayuh Becak

Kendaraan Beroda tiga yang menggunakan tenaga manusia ini sebut saja Becak. Setiap harinya mereka para tukang becak harus mengayuh becak nya untuk mencari penumpang demi menghidupi keluarganya. Becak adalah salah satu mata pencaharian bagi mereka sang pengayuh becak. Dalam cuaca panas mereka sang pengayuh becak harus merasakan betapa panasnya terik matahari dan mereka hanya memakai topi dikepalanya untuk melindungi dari sinar matahari. Begitu pula dalam cuaca hujan, mereka ada yang hanya memakai plastik yang hanya seberapa untuk melindungi dirinya dari hujan yang begitu deras namun ada di antara mereka yang sudah memakai jas hujan. Penumpang yang didapatnya setiap hari juga tidak begitu banyak, tergantung rezeki yang Allah berikan kepada mereka. Sesering kali penumpang yang menaiki becak untuk diantara ke suatu tempat juga  bermacam-macam tujuan dan jarak yang ditempuh. bahkan para pengayuh becak harus melalui tanjakan-tanjakan untuk mengantarkan penumpangnya. Namun meskipun demikian para pengayuh becak tidak pernah mengeluh akan hal tersebut. Itu adalah hal sehari-hari yang harus mereka hadapi demi untuk menghidupi keluarganya yang menunggu dirumah. Kita dapat mengambil hikmah dari mereka pengayuh becak, mereka bekerja keras mengayuh becaknya hanya untuk sesuap nasi bagi keluarganya. 
Itu adalah sedikit cerita perjuangan para pengayuh becak.


Lokasi pengambilan gambar : nganguk

Baca Selengkapnya......

Senin, 13 Februari 2012

Perjuangan Sang Pembuat Batu Bata


Di Gubug ini adalah tempat para pembuat batu bata beraktifitas setiap harinya. Gubug yang hanya terbuat dari bambu yang terletak disawah di daerah Kaliwungu,Kudus ini yang menjadi topik bahasan saya.
Saya sempat berkeliling untuk mencari suatu hal yang bisa dijadikan topik artikel saya, dan saya menemukan orang-orang yang sedang membuat batu bata, saya tertarik untuk mengamati proses pembuatan batu bata.




Tumpukan tanah ini adalah bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan batu bata. Para pekerja harus mengolahnya terlebih dahulu agar bisa melanjutkan proses dalam pembuatan batu bata.



Dari tumpukan tanah tersebut mulailah diolah oleh pekerja dengan bermodalkan sebuah pacul dan topi dikepalanya untuk melindungi dari panasnya terik matahari disiang hari. Mereka bekerja mulai pagi hari hingga sore hari hanya untuk menghidupi  keluarganya. Mereka rela berpanas-panasan dibawah sinar matahari untuk membuat batu bata hanya demi keluarga, dalam cuaca hujan pun mereka rela berhujan-hujanan. Selama ditempat kerja mereka hanya punya gubug untuk beristirahat dan sebagai tempat berlindung mereka ketika hujan deras mengguyur, mereka juga tak lupa untuk menjalankan kewajiban sebagai umat islam dengan shalat lima waktu.
Mereka melakukan semua itu hanya untuk menghidupi anak dan istri mereka, karena cuma itu mata pencaharian mereka setiap harinya.

Lokasi pengambilan gambar : Kaliwungu, Kudus

Baca Selengkapnya......